Friday, September 22, 2017

Orientasi Tanah Setempat

Orientasi Tanah Setempat



Berdasarkan hasil penelitian situasi/kondisi dan iklim pada persil tanah setempat serta peraturan dan persyaratan yang berlaku maka akan tersusun data yang spesifik.

Data ini merupakan pedoman dasar dalam perencanaan bangunan rumah yang memenuhi persyaratan kesehatan, kekuatan, kenyamanan dan keindahan.

Proses selanjutnya dalam perencanaan bangunan rumah setelah data lapangan terkumpul adalah :
1.      Orientasi persil tanah.
2.      Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
3.      Orientasi bangunan terhadap aliran udara.
4.      Pengaturan jarak bangunan.
5.      Pengaturan pembukaan pada dinding.
6.      Pengaturan atap/pelindung panas dan hujan.

1.1.Orientasi persil tanah

Orientasi persil tanah terhadap peredaran sinar matahari telah dapat diketahui sejak didapat keterangan rencana yang resmi. Orientasi persil tanah ini penting untuk menetapkan orientasi bangunan yang akan didirikan di atasnya.

Keterangan tentang orientasi persil tanah ini menentukan ke arah mana tampak muka bangunan harus menghadap. Dan selanjutnya setelah diketahui ke arah mana tampak muka bangunan harus menghadap perencanaan diteruskan dengan pengaturan ruang menurut kebutuhan.

1.2.Orientasi bangunan terhadap sinar matahari

Sebaiknya bangunan diorientasikan menghadap ke utara atau selatan agar sebagian besar ruang-ruang tidak menghadap matahari. Sebab sudut datang sinar matahari di indonesia relatif kecil sehingga akan memanaskan ruangan di dalam bangunan.

Dan perlu diingat bahwa penyinaran matahari di indonesia merata sepanjang tahun. Mengingat pada hakikatnya sinar matahari juga dibutuhkan untuk penerangan dan kesehatan dalam ruangan pada batas-batas tertentu maka orientasi bangunan dapat dibuat tidak persis menghadap ke utara/selatan tetapi bisa dibuat agak miring sedikit.


 Misalnya persil tanah dengan bagian memanjang yang boleh didirikan bangunan menghadap ke arah barat dan timur. Maka ruangan dengan kesejukan udara yang tinggi hanya dapat dicapai dengan penempatan ruang-ruang yang membutuhkan ke arah utara atau selatan (mengenai penempatan ruangan akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan organisasi ruang).

1.3.Orientasi bangunan terhadap aliran udara

Aliran udara dalam ruangan di Indonesia sangat diperlukan (lihat ciri-ciri iklim panas lembab). Dengan diketahuinya orientasi persil tanah dan kondisi setempat maka akan diketahui arah aliran angin yang ada pada persil tanah.

Orientasi bangunan terhadap aliran udara erat hubungannya dengan orientasi bangunan terhadap sinar matahari. Misalnya orientasi yang baik pada persil tanah tersebut ke arah utara atau selatan sedangkan aliran udara yang baik pada arah itu kurang maka dicari pemecahannya dengan mengkombinasikan kedua unsur tersebut.

Aliran udara memang sesuatu yang dibutuhkan akan tetapi dalam batas-batas tertentu. Misalnya aliran udara pada suatu persil tanah tertentu sangat kencang sebab persil tersebut dekat dengan lapangan terbuka dan membawa kebisingan ke dalam ruangan maka harus dibatasi.

Dan sebaliknya jika pada persil tanah tersebut tidak terdapat aliran udara yang cukup karena aliran udara terhalang bangunan disekitarnya maka perlu diusahakan mengalirnya udara dengan cara-cara tertentu.

1.4.Pengaturan jarak bangunan

Walaupun dalam keterangan rencana resmi telah ditetapkan persyaratan letak bangunan yang boleh didirikan dengan adanya garis-garis bangunan dan jarak bebas samping dan belakang akan tetapi dalam perencanaan harus dilihat kondisi setempat.

Misalnya kondisi seperti ini pada suatu persil tanah. Karena adanya bangunan seperti rumah di sampingnya yang berimpit dengan batas pekarangan dengan ukuran yang besar dan tinggi sehingga mengganggu aliran udara dan menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan maka dalam perencanaan bangunan dibuat ruang terbuka pada bagian tersebut agar ruangan di dalam rumah mendapat aliran udara yang cukup dan penerangan dari sinar matahari yang cukup pula.

Pengaturan jarak bangunan terhadap batas pekarangan yang membentuk ruang terbuka (walaupun maksud dan tujuan utamanya untuk mengatur peredaran udara dan sinar matahari) sebaiknya dimanfaatkan untuk pertamanan atau kolam hias sehingga dapat menambah keindahan lingkungan rumah.

1.5.Pengaturan pembukaan pada dinding

Yang dimaksud dengan pembukaan pada dinding adalah pintu-pintu dan jendela yang terdapat pada dinding bangunan. Tentang fungsi pintu dan jendela telah dibahas dalam hal elemen-elemen pokok bangunan.

Dalam hal ini pembahasan pengaturan pembukaan pada dinding dikaitkan dengan masalah orientasi bangunan.

Besar kecilnya pembukaan pada dinding bangunan tergantung dari arah orientasi bangunan dan kebutuhan pembukaan pada ruangan itu sendiri. Sebaiknya pembukaan terdapat pada bagian dinding bangunan yang menghadap ke arah utara dan selatan agar tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Akan tetapi pembukaan pada posisi dinding ini harus dibuat dalam ukuran yang cukup besar agar ruang cukup terang dan peredaran udara cukup baik.

Pembukaan dinding pada bagian utara selatan dan dengan ukuran yang besar ini sesuai dengan kondisi iklim di indonesia. Akan tetapi mengingat ciri-ciri iklim yang lain misalnya sudut datang matahari yang kecil dan merata sepanjang tahun maka pembukaan pada dinding tersebut harus terlindung dari sinar matahari langsung, silau langit dan hujan dengan cara-cara tertentu yang diuraikan pada bagian berikut.

Sedangkan jika pembukaan pada dinding terpaksa harus terletak pada bagian dinding yang menghadap ke arah timur barat maka ukuran pembukaan harus dibatasi maksimal tidak mengakibatkan efek-efek yang buruk ke dalam ruangan dan bisa juga dengan bantuan alat/cara-cara yang juga akan dibahas dalam bagian berikut.

1.6.Pengaturan atap atau pelindung panas dan hujan

Pengaturan atap/pelindung panas dan hujan merupakan bagian dari masalah-masalah orientasi yang telah dibahas sebelumnya. Dalam hal ini pengaturan atap/pelindung panas dan hujan sesuai dengan iklim di indonesia adalah dengan bentuk atap yang ringan, bahan yang mampu menyekat panas dengan baik dan memiliki teritis atap yang relatif lebar. 

Pada bagian-bagian tertentu teritis atap harus direncanakan dengan atap sesuai dengan kebutuhan sehingga cukup dapat melindungi ruangan dari sinar matahari pada jam-jam tertentu dalam sehari.
Jadi masih memungkinkan penyinaran langsung matahari dalam ruangan pada jam tertentu yang dibutuhkan. Misalnya pada dinding yang menghadap ke arah timur yang terkena sinar matahari pagi, pelindung atap diatur sedemikian rupa tanpa menghalangi sinar matahari pagi sehingga dapat berfungsi sebagai pelindung yang baik pada siang hari.